“Menstrual Playbook” Karya Kolaborasi Mahasiswa S1 Kesehatan Masyarakat dan S1 Keperawatan IIK Bhakta untuk Meningkatkan Kesadaran Hygiene Menstruasi Siswi SDN Ringinrejo 1, Kabupaten Kediri
18 Jul 2024 13:24 by Totok Agung
Tim PKM-PM Play With Us berhasil merancang program pengabdian masyarkat pada siwi SDN Ringinrejo 1. Pengabdian masyarakat ini menghasilkan produk buku edukatif yang dinamakan Menstrual Playbook
Previous
Next
Tim PKM-PM Play With Us bimbingan dosen pembimbing Bapak Forman Novrindo Sidjabat, S.K.M., M.Kes.(Epid), berhasil merancang program pengabdian masyarkat pada siwi SDN Ringinrejo 1. Pengabdian masyarakat ini menghasilkan produk buku edukatif yang dinamakan Menstrual Playbook. “Produk yang kami kreasikan ini adalah media edukasi interaktif yang menggabungkan permainan dan pembelajaran mengenai kebersihan saat menstruasi” jelas ketua tim Nataly Valerina Pamintarso (Mahasiswi S1 Kesehatan Masyarakat).
Bersama dengan anggota tim lainnya (Riyan Hidayatullah, Abdul Majid, Berliana Dwistira Septy, dan Mohammad Adhani Satya), tim Play with Us melaksanakan program pegabdian bertajuk bermain bersama kami ini pada 21 Juni 2024 silam. Program ini mendapatkan respon positif baik dari siswi maupun pengelola SDN Ringinrejo 1. Dalam kegiatan pengabdian ini, para siswi diajak untuk memahami berbagai aspek penting tentang menstruasi melalui cerita, kuis, game dan ilustrasi menarik yang terdapat dalam Menstrual Playbook.
Selama program berlangsung, tim PKM-PM Play with Us tidak hanya memberikan penjelasan mengenai menstruasi secara detail, mulai dari proses yang terjadi hingga cara menjaga kebersihan diri saat menstruasi. Namun, suasana pembelajaran dibuat interaktif dengan adanya sesi tanya jawab, diskusi dan beberapa permainan yang melibatkan para siswi secara aktif. Media Menstrual Playbook dipilih karena dapat menyajikan informasi mengenai menstruasi dengan cara yang lebih menarik dan mudah dipahami oleh anak-anak. Melalui pendekatan yang interaktif dan edukatif, para siswi dapat belajar tentang menstruasi dengan cara yang menyenangkan dan tidak menakutkan sehingga dapat mengurangi stigma tabu pembahasan topik menstruasi dimasyarakat.
Bapak Forman Novrindo Sidjabat, S.K.M., M.Kes.(Epid), menyatakan apresiasinya terhadap usaha dan dedikasi para mahasiswa. "Program ini tidak hanya memberikan edukasi yang dibutuhkan oleh siswi sekolah dasar, tapi membuktikan kemampuan mahasiswa merancang program dan mengimplementasikan ilmu yang sudah didapatkan. Selain itu menunjukkan peran mahasiswa IIK Bhakta yang hadir menjadi manfaat dan solusi pada permasalahan yang didapatkan ditengah masyarakat," ujarnya.
Tidak berhenti sampai mengedukasi, kelima mahasiswa berprestasi IIK Bhakta ini melanjutkan program dengan membentuk tim Unit Kesehatan Sekolah (UKS) pada tanggal 16 Juli 2024 kemarin. Rangkaian program ini didisain atas dasar temuan 5 dari 10 siswi didapatkan masih belum mendapatkan informasi yang tepat mengenai menstruasi. Pihak sekolah pun mengakui UKS masih belum berjalan semestinya, sehingga program ini disambut baik oleh Kepala Sekolah SDN Ringinrejo 1, Ibu Endang Astutik.
"Kami sangat mengapresiasi program ini karena memberikan wawasan baru bagi para siswi kami juga memalui media yang inovatif. Menstrual Playbook sangat membantu kami dalam membuka pemahaman mereka mengenai menstruasi dan pentingnya menjaga kebersihan saat menstruasi" kata Ibu Endang. “Kami juga terbantu dengan inisasi adik-adik mahasiswa untuk menstimulus kami kembali mengaktifkan UKS yang sempat mandeg,” lanjutnya.
Rangkaian program ini diharapkan dapat dilanjutkan secara mandiri oleh pihak SDN Ringinrejo 1. Maka, tim PKM PM Play With Us tidak hanya membentuk tim UKS, tapi meninggalkan beberapa Menstrual Playbook (bentuk file) lengkap dengan buku panduan penggunaannya. Tim Play With Us berharap agar inovasi Menstrual Playbook dapat terus berkembang dan diterapkan di sekolah-sekolah lain. “Dengan ini kami berharap program ini dapat membantu lebih banyak siswi dalam memahami dan mengelola menstruasi dengan baik, serta mendukung terciptanya lingkungan yang lebih terbuka dan mendukung untuk pendidikan kesehatan reproduksi,” ungkap Nataly.
Artikel Terkait