|
Sejak pandemi COVID-19 menyerang Indonesia sejak Maret 2020 lalu, beberapa praktik dokter gigi nampak tutup atau tidak beroperasi. Hal itu dikarenakan dokter gigi menjadi salah satu profesi yang sangat beresiko tertular COVID-19 karena kontak aerosol saat melakukan tindakan. Menanggapi permasalahan itu Fakultas Kedokteran Gigi IIK BW menggelar seminar online Dentaforia "New Breakthrough in Dentistry" melalui platform Zoom, Sabtu (05/08/2020). Pemateri pertama yakni drg. Yanuar Kristanto, M.Imun membawakan materi Immunology of Oral Mucosal dilanjutkan pemateri kedua yakni Prof. Drg. Rahmi Amtha, MDS. Sp.PM, PhD dengan materi Emmergency Cases in Oral Medicine That Can be Threated During Pandemic COVID-19. Beliau menjelaskan beberapa kasus gawat darurat yang harus ditangani langsung seperti Angioneurotic oedem (bibir bengkak), nyeri gigi yang tidak tertahankan, mengalami pendarahan, gigi yang tiba-tiba lepas, Erithema multiformis hingga kasus Chemical burn. Selain itu beliau juga memberikan tips untuk dokter gigi yang ingin membuka pratiknya selama pandemi dengan menerapkan Telemedicine dan Teledentistry. "Untuk memperkecil terjadinya penularan virus, dokter gigi dan pasien harus melakukan pembatasan fisik atau physical distancing saat ada di ruang tunggu dan ruang praktik. Selain itu, cara pencegahan yang juga dinilai efektif adalah membuka layanan online seperti Telemedicine dan Teledentistry," jelas drg. Rahmi. Harapannya terselenggaranya acara ini peserta seminar mendapatkan pengetahuan mengenai pedoman aman menjalankan praktik dokter gigi di tengah pandemi COVID-19.
|
